Sabtu, 22 November 2025
Setelah Sekian Tahun Terabaikan
Sabtu, 09 September 2023
Sadtember Not September
September, yang diharuskan menjadi bulan yang Ceria seperti promo-promo bisnis yang diberikan. Tapi itu tidak berlaku bagi gue, bagi gue September ini menjadi cerita yang cukup kelam dan tak terlupakan sepanjang hidup gue.
So, maka dari itu bagi gue ini bukan September, tapi Sadtember. Dimana, banyak kejadian yang tidak pernah datang dibulan-bulan sebelumnya.
Cerita ini berawal dari, ketika gue dan temen gue sedang menjalankan project konten di salah satu apartemen ternama di Kota Bekasi. Saat itu, kami terdiri dari tiga orang. Yang pertama, temen gue dari kecil, yang kita berdua kemana-mana selalu bersama, seorang laki-laki hebat yang diusianya saat itu, dia sudah belajar menjadi seorang kepala keluarga di keluarganya.
Sebut saja namanya Rifqi, dia ini bukan sekedar teman biasa. Mungkin karena keakraban kami dari kecil, rumah bertetangga, main bareng, nongkrong bareng, semua serba bareng, jadi bukan sekedar teman biasa. Lanjut, sedangkan temen gue yang satu lagi sebut saja namanya Suyu, seorang laki-laki yang gue baru kenal beberapa minggu ditempat kerja. Jadi, untuk Suyu ini gue belum mengetahui secara detail, seperti apa dan bagaimana orangnya. Cuma, kedekatan ditempat kerja sangat erat, membuat hubungan pertemanan singkat, bisa seperti sudah berteman sejak lama.
Okeh, kami bertiga sedang menjalankan project iklan yang memang kami akui, kami belum terlalu profesional. Dengan menyewa salah satu apartemen ternama di Kota Bekasi, kami mengundang satu orang wanita yang dia bersedia menjadi model project kami.
Sebut saja model itu namanya Devi, seorang perempuan cantik, manis dan mudah berdaptasi membuat kami mengajak dia untuk menjadi model project kami. Devi datang tidak sendiri, Devi datang dengan temannya yaitu sebut saja namanya Melmel. Sehingga, didalam kamar apartemen tersebut, kami berisikan total 5 orang.
Eits, tenang .. Kamar yang kami sewa yaitu kamar 2 kasur. Yang dalam artian, jika ada yang belum paham. Satu ruangan tersebut terdapat dua kasur atau bisa dikatakan dua kamar untuk tidur. Jadi, walau kami ada lima orang didalamnya, tempat untuk tidur laki-laki dan perempuan tetap terpisah.
Sebelum kita masuk ke alur selanjutnya, gue mau memperkenalkan diri dulu. Gue Bagus, seorang laki-laki biasa aja, cuma modal banyak omong, ganteng kaga tapi kepedean, ya pokoknya banyak minusnya. Tapi, dari sok pedenya gue, gue jadi banyak memiliki relasi yang cukup. Gue dan Rifqi memiliki sebuah akun sosial media yang bergerak dibidang informasi. Kami menjalankan sosmed berdua sejak tahun 2018. Terlihat lama bukan ? Sangking lamanya, perjalanan itu tidak mudah, suka duka kami rasakan dan nikmati secara bersama.
Kenapa bisa punya? Karena dari kegabutan kita berdua dulu ketika nongkrong, dan ternyata diwilayah ini belum ada akun informasi yang bisa dijangkau banyak orang, akhirnya kami berdua memutuskan untuk membuatlah akun sosial media tersebut. Merintis dari nol, jatuh bangun, bahkan sampai bagai jalan tak mengenal arah, kami tetap lalui bersama. Hingga tidak tersama, ditahun 2023 sosial media kami sudah memasuki tahun ke lima.
Dari rintisan bersama itu, kami sedikit demi sedikit mendapatkan pemasukan pasif dari sosial media tersebut. Dari iklan yang masuk, kerja sama pemerintahan atau instansi, sampai project pembuatan iklan ini yang akan gue ceritakan, semua percaya atas kinerja kami berdua.
Itu perkenalan singkat gue bersama Rifqi, mengapa kami bisa begitu dekat bagai adek kakak. Kembali lagi mengenai project iklan disalah satu apartemen Kota Bekasi.
Gue check in duluan dengan tiga orang temen gue, sedangkan model atas nama Devi baru bergabung jam lima sore. Karena kebutuhan konten harus dari malam hingga matahari terbit alias pagi. Jadi kami semua harus menghabiskan malam bersama di kamar apartemen tersebut. Take video satu persatu kami lakukan dengan lancar, bahkan malamnya, kami pun yang laki-laki bernyanyi bersama seperti orang karaoke yang tidak ada larangan. Kalau gue bayangkan, sungguh malam itu menjadi malam yang menyenangkan. Semua beban seakan rontok satu persatu dan lepas dari tubuh.
Take satu video, take dua, take tiga yang hingga akhirnya semua selesai kami kerjakan bersama. Walau jujur, dari pengambilan video iklan saat itu, sudah mulai terdapat ketidak sepakatan gue sama Rifqi mengenai konsep video. Tapi karena bagi gue itu hal yang biasa, jadi gue pun mengalah dan memahami konsep video dari Rifqi.
Tidak terasa hingga pagi menjelang siang pun tiba, kami semua mempersiapkan diri untuk check out dari apartemen tersebut. Ketika, kami semua mempersiapkan diri untuk check out, ada satu momen seperti difilm-film. Entah cinlok atau karena komunikasi yang seru, Devi bersama Rifqi saling berteman di instagram dan bahkan berteman di whatsapp. Bertukar nama instagram dan bertukar nomor whatsapp, membuat mereka berdua saling berteman untuk memudahkan komunikasi.
Dan sepertinya, memang gue akui terdapat beberapa rasa yang bagi gue aneh banget dirasakan. Tepatnya hati gue, ketika mereka saling berteman perlahan akrab, entah kenapa rasa ini muncul. Rasa cemburu dan sedikit kesal ketika mereka saling berkenalan dan bertukar nomor whatsapp. Kalaupun pengen liat hasil videonya, kan harusnya Devi model kami, bisa minta melalui gue, atau gue pun pasti menyimpan semua hasil pengambilan video di google drive, jadi Devi lebih gampang dan leluasa bebas milih langsung di google drive, cuma kenapa harus berkenalan dan bertukar nomor whatsapp langsung? Pokoknya, suasan hati saat mau pulang, sudah tidak terkendali.
Ketika semua sudah siap, dan waktu check out pun tiba, kami turun bersama ke basement untuk pulang dan ambil kendaraan yang terparkir diarea basemen. Kami pulang dengan sepeda motor masing-masing. Gue boncengan sama Suyu, Rifqi sendiri dan Devi bareng sama temannya yang bernama Melmel. Saat diparkiran, kami membiarkan mereka (Devi dan Melmel) keluar parkir atau dikatakan pulang dahulu. Kami bertiga tetap bertahan diparkiran untuk menghabiskan satu batang rokok terlebih dahulu.
Ketika Devi dan Melmel mau keluar dari tempat parkir, gue berpikir apakah dia ada uang untuk bayar parkir? Alhasil gue memastikan dan samperin ke motor mereka. Disana gue berikan sejumlah uang untuk parkir sambil bersenda gurau membahas Rifqi. "Thankyou ya, uangnya gue transfer menyusul, ini uang parkirnya" itu yang gue katakan ke mereka berdua. Lalu gue sambung lagi, "Tuh kan, tim gue mah seru semua. Bahkan lu bisa kenalan sama Rifqi" ceplos gue ke Devi walau hati seakan menolak. "Gak ah, dia kan udah punya cewek" jawab Devi saat itu sambil keatawa. Sepertinya memang hati gue lagi kacau, gue membalasnya lagi dengan sindiran, "Kalau belum punya, mau kan tapi?" tanya gue sambil ketawa. Dia pun hanya membalas senyum.
So, seakan mendukung hubungan mereka, gue mengatakan "udah kalian berdua cocok deh, bisa sama sama jadi pengobat hati. Dia disakiti terus sama ceweknya, dan elu sebaliknya" ceplos gue lagi ke Devi. Lagi dan lagi dia hanya menjawab singkat sambil tersenyum "ah engga mas" tutupnya. Dan mereka berduapun pamit keluar duluan dari parkiran.
Bersambung ...
Selasa, 02 Mei 2023
Cinta Ini Membunuhku (PART 1)
Pernah gak sih lu ngerasain yang namanya cinta tapi cuma bisa dipendem sendiri. Mau nembak, takut mati, eh maksudnya takut bertepuk sebelah tangan. Gak nembak, tapi penasaran.
Eh tapi, gue pastikan cewek ini sudah memiliki seorang cowok, intinya sih bukan tunangan apalagi suaminya, ya masih taken lah. Eh apa calonnya, bomat lah (bodoamat) gak tau gue.
Gue pernah, dan gue ngerasain ketika gue masih aktif bekerja disalah satu PT yang bergerak didunia pendidikan.
-
Gue Bagus, gue lahir ditahun 1997, ya masih bisa dikatakan generasi 90an lah ya.
Saat itu, posisi tahun 2021, yaps saat itu covid udah masuk dan melanda Indonesia. Dari awal covid gue abis kontrak dan sempat menganggur selama 1 tahun, pada akhir dibulan April 2021 gue dapet panggilan di salah satu PT yang gue apply melalui sosmed.
Saat itu, gue posisi lagi dirumah, karena pada waktu itu gue lagi memang gak ada aktifitas diluar. Gue dapet panggilan kerja via telepon.
"Selamat pagi, benar dengan sdr. Bagus Santoso, kami (nama HRD beserta perusahaan) memanggil saudara untuk ikut interview pada, blablabla .." begitu kurang lebih isi panggilan telepon yang gue dapat.
Dengan senang hati, gue menjawab dengan antusias, bahwasannya gue bersedia untuk mengikuti interview yang dijadwalkan.
"Selamat pagi, benar saya Bagus. Ouh baik siap, blablabla.." jawaban gue via telpon yang pada waktu itu gue lagi rebahan dikamar.
Pastinya gue lupa, seinget gue jadwal interview itu keesokan harinya kalau gak salah. Jadi pada saat itu gue mulai mempersiapkan diri untuk interview keesokan harinya.
Gue bangkit dari kasur, makan, mandi, mempersiapkan perlengkapan, hingga cukur rambut. Karena, ya waktu covid, rasanya wanti-wanti banget untuk keluar, bukan tipikal yang parno sih, cuma lebih kalau tidak ada keperluan yang urgent, ya gue mending dirumah.
-
Sebelumnya, selama gue dirumah, pas banget ketika covid dibulan Agustus 2020, bokap gue dipensiunkan lebih dini, diluar dari dugaan keluarga gue.
"Lah, bukannya usia pensiun bapak masih satu tahun lagi", tanya gue ke mamah yang saat itu lagi ada diruang tamu. Kenapa ke mamah ? Karena saat itu, bapak gue masih masuk hari terakhir sebagai bentuk perpisahan.
Asli, disitu gue kaget parah. Gak ada persiapan apa-apa. Belum punya usaha, gue belum ada pemasukan pasti. Beuh rasanya kacau dah.
"Gak tau, mamah juga bingung, mungkin karena covid juga lagi banyak pengurangan, jadi bapak dipensiunkan lebih awal kali", jawab mamah ke gue.
Singkat cerita, baru berjalan 7 hari pensiun bokap gue. Keseharian bokap gue, ngurus burung, taneman, dan lain-lain. Ya mungkin mencari aktifitas, karena bisanya kan aktifitas rutinan kerja, sekarang jadi dirumah, pasti ada rasa berbeda. Apalagi udah puluhan tahun aktif diperusahaan.
Selang beberapa hari selanutnya, dengan mengejutkan gue dan mamah gue. Bokap gue bawa pesenan yang dilihat sebagai bentuk gerobak kaki lima cappucino cincau.
"Apatuh Mah ?", tanya gue ke mamah gue. "Gak tau, bapak mau jualan kali tuh", jawab mamah gue juga masih dalam keadaan heran.
Setelah semua beres diturunkan dari mobil pickup, bapak gue bilang bahwa kita bakal jualan cappucino cincau didepan gang.
"Nih buat ngisi waktu, dari pada diem aja", singkat bapak gue ke gue dan mamah gue.
Yaudah lah dari situ kita siap-siap, bersihin ini, belajar ini belajar itu. Ya belajar barista kecil lah .. Haha
Jadi, selama covid dan nganggur, gue bantu keluarga jualan cappucino cincau yang buka didepan gang rumah gue.
-
Balik kepersiapan panggilan kerja, gue ketukang cukur untuk mencukur rambut gue yang udah gondrong (bagi gue) serta brewok yang tumbuh lebat di kumis, dagu, dan didekat telinga.
"Bang rapihin ya", ucap gue ketukang cukur. "Sekalian brewok, kumis, jenggot bersihin semuanya ya bang" tambah gue ke abang cukur.
Setelah cukur sana sini, akhirnya selesai, pas gue ngaca.
"Beuhh cocok udah ini mah", ucap gue dalem hati ketika ngeliat hasil cukuran yang sesuai keinginan gue.
Gue terbiasa nyukur rapih dalam artian, atas poni agak panjang / tebel, samping kanan kiri maupun belakang selalu cukur hingga tipis. Ya mungkin bisa dikatakan cukuran abri atau cepak. Tapi gue mah bilangnya, cukuran rapih. Hahaa ..
Gue bayar, lalu langsung cabut pulang kerumah.
Sesampai nya dirumah, gue coba memastikan kembali, persiapan apa yang kurang. Setelah gue teliti, semua persiapan udah gue siapin. Karena memang waktu nganggur, semua administrasi seperti CV, surat lamaran, maupun sertifikat lainnya udah gue siapin. Jadi ketika ada panggilan kerja, gue tinggal merapihkan saja.
Keeskoan harinya ....
To be continue .....
Sabtu, 31 Desember 2022
Curahan Hati Itu Penting ?
Welcome teman teman semua ..
Seberapa penting kah curahan hati harus dituangkan dalam bentuk tulisan ? Mau itu di buku atau di paltform sosial media ..
Anggapan yang ada itu muncul dan berbeda beda, dan itu semua kembali kepada persepsi orang tersebut.
So, bagi gue curahan hati yang dituangkan kedalam bentuk tulisan itu penting. Kenapa ? Karena, gue rasa, harus percaya dengan siapa lagi kita ketika hidup ? Selain harus terus meningkatkan keimanan kita dalam menjalankan keyakinan, kita juga butuh tempat lain yang bisa menjadi tempat tuangan curahan hati.
Gue Bagus, gue disini cuma iseng aja sih, gak ada kepentingan apapun dan yaa cuma mencurahkan apa yang pernah gue rasakan. Inget ya, apa yang pernah gue rasakan, jadi gue gak sok tau, dan tulisan curahan hati gue nanti, murni atas dasar diri gue sendiri, ya karena gue orangnya mager siih untuk riset. Jadi, gak akan ada yang namanya salah ataupun benar.
Setelah sekian lama gue gak ngetak ngetik gak jelas, kayanya mulai sekarang gue akan coba ngetik lagi deh pengalaman hidup gue. Penasaran ? Gue rasa sih engga ya.
Oke kita lanjut, ada beberapa pilihan yang akan gue coba tulis disini, yaitu :
1. Perjalanan Cinta
2. Masalah Hidup
3. Bulshitnya Pertemanan
4. Apa Itu Relasi Koneksi ?
5. Dunia Kerja Yang Bgst
Oke .. Udah ada yang dipilih ? Jika belum .. Tunggu aja selanjutnya, yang pasti gue akan coba tulis satu persatu pilihan yang gue ketik diatas.
Thankyou ....
Rabu, 21 Juli 2021
PPKM di perpanjang? Saannss ada teman mu disana
Jadi begini ..
Gue nulis ini sebenernya cuma curahan hati gue. Entahlah, sepertinya memang ingin nulis aja. So, jangan berharap lebih. Nikmatin aja yak cerita yang gue sajikan, masalah kenyataan atau bukan, ya gue minta maaf. Haha.
Oke gaskeun. Mempunyai teman banyak itu memanglah indah, tapi mempunyai sedikit teman yang bisa diajak gila bareng, itu sesuatu hal yang tak bisa terungkapkan dengan kata-kata.
Tapi, gue yakin sih, ketika lu sudah mempunyai "circle" elu sendiri, pasti ada saja yang tidak mendukung atau tidak bisa menerima lingkaran pertemanan lu itu. Dibilang A lah, B lah, C lah, dan sebagainya. Hhmm, menurut gue sih yak, ketika kita mempunyai pertemanan yang sudah "klop" dengan kita, itu suatu hal yang berharga.
Saling cerita satu sama lain, buka aib, jaga aib, dan bisa menjaga cerita masing-masing diantara kita.
Ya "maybe" benar, buat apa mencari atau mempertahankan teman yang menjerumuskan kita. Tapi, sebenernya itu bukan menjerumuskan, tapi justru karen mereka lah, sedikit pikiran diotak bisa terlupakan. Menikmati kecilnya dunia ini. Bahagia bareng, gila bareng, "mabok" bareng. Haha kocak siih.
Jadi, ketika kita sudah mempunyai lingkaran pertemanan sendiri, coba jaga pertemanan itu, jangan sampai terpecah belah. Karena sangat sulit bertemu kembali petemanan seperti itu di orang yang berbeda.
Memang, ingat perkataan baik orang lainnya terhadap pertemanan kalian. Akan tetapi, kalian harus bisa membuktikan, bahwa dari kegilaan itu, masa depan yang cerah bisa kalian raih bersama.
Mungkin ? So, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Haha.
"Enjoy in the world"
Minggu, 26 April 2020
Days 2 Ramadhan 1441 Hijriah
Dikamar, gue ambil hp gue yang tergeletak dilantai kamar sambil posisi di charge. Gue cabut chargernya, lalu gue ambil hpnya. Gue ambil, dan gue disitu siap untuk menjadi alarm cewek gue itu. Gue telpon tuh si doi. Sekali gak diangkat, dua kali juga gak dijawab, nah pas ketiga kalinya, akhirnya doi angkat telpon gue dan menjawab. Dari nada-nada suaranya sih, si doi bener-bener baru bangun, gak kaya gue kaga tidur dari tadi, wkwk.
Gue bangunin tuh, pas di telpon seperti biasa, memang kita ini sepertinya gak bisa telponan hanya sebentar. Niatnya mau bangunin doang, eh ternyata seperti biasa, lanjut obrolan lainnya. Kita berbincang-bincang asik di telepon, ketawa, kesel, pokoknya banyak dah, sampe-sampe membuat si doi ngegas.
Telponan yang lumayan lama dah tuh ya, gak terasa ternyata udah jam 03.40 WIB. Kita sama-sama kaget, ternyata udah jam segitu aja kan, yaudah akhirnya pamit dah tuh. Karena doi juga kan harus mempersiapkan sahurnya, engga kaya gue yang udah siap duluan, hehe.
Selesai teleponan, gue makan sahur dah tuh bareng-bareng, sambil nonton acara-acara yang ada di televisi. Sedikit demi sedikit gue makan makanan gue, akhirnya habis juga kan, gue beberes tempat makan gue, gue bantu cuci piring, dan bantu-bantu lainnya. Pas gue liat jam dinding, ternyata udah jam 04.15 WIB, "Wah bentar lagi imsak" kata gue berbicara dengan diri sendiri. Setelah beres semua, gue balik ke kamar lagi dah untuk ambil hp, dan ngabarin ke doi.
Sambil chatting-chattingan, waktu terus berjalan begitu cepat. Saat sedang asik chattingan, ternyata adzan shubuh sudah berkumandang. Yaudah dong, gue akhiri chatnya, gue mempersiapkan diri untuk sholat dirumah.
Kami semua sholat tuh secara bergantian, engga jamaah. Adek gue duluan, lalu gue, lalu emak gue. Karena emak gue masih ada kerjaan rumah, jadi dia sholatmya terakhir.
Selesai sholat, gue rebahan dikasur, tidur-tiduran. Chattingan, main sosmed, dan lain sebagainya. Lagi enak-enaknya main hp, tiba-tiba mata gue gelap tuh, gak bisa liat apa-apa. Eh seketika gue bisa melek dan melihat kembali, ternyata itu udah terang banget. Penasaran dong gue, gue liat ke jam dinding kamar gue, ternyata udah jam 10.10 WIB. Hahaha yups, ternyata gue ketiduran lagi asik main hp.
Karena udah jam 10, gue bangun dan ke toilet. Seperti biasa, gue ingin belajar menjadi anak sholeh. Gue melaksakan sholat sunnah gue, gue dzikir, dan memanjatka doa kepada-NYA. Karena emang pada dasarnya, manusia itu harus banyak-banyak sujud dan meminta kepada Allah, dengan cara sholat. Karena jika tidak sholat, kita menjadi manusia yang sombong.
Selesai sholat, gue rebahan lagi dah tuh disajadah, emak gue dateng ke gue. "Belanja lagi yuk, ada yang mau dibeli" kata emak gue saat itu. "Beli apa ? Beli dimana ?" gue jawab ajakan emak gue itu. "Ke tokma lagi, sambil nanti beli buah-buahan dan sayur untuk menu buka puasa nanti" jawab emak gue. Ternyata setelah gue simpulkan, memang di supermarket yang di deket rumah gue itu, ada yang ingin dibeli oleh emak gue, haha.
Gue tanya lagi dong, "Tapi kan bakal penuh loh jam segini, kan sama kaya kemarin, apalagi sekarang hari Sabtu, gpp nih nanti ngantri ?". Karena pada saat itu waktu menunjukkan pukul 10.45 WIB. "Yaudah gpp, soalnya belum beli deterjen nih (sebut saja Rinso), terus masih ada lagi yang dibeli" jawab emak gue.
Nah kan bener, ternyata memang ada yang dibutuhkan. Yaudah sebagai anak yang berbakti, gue ayoin bae dah ajakan emak gue. "Yaudah hayu siap-siap" gue ajak emak gue. "Iya bentar, ini udah siap koq" jawab emak gue lagi mempersiapkan dirinya.
Yaudah setelah siap semua, kita bedua jalan tuh keluar, ke supermarket yang emang ingin dituju. Masuk ke dalem, dan apa yang terjadi ? Ternyata tepat dugaan awal gue, situasi didalem penuh banget. Bahkan lebih penuh dari kemarinnya. "Nah kan penuh Mah" ledek gue ke emak gue. "Gpp deh, yuk ah" jawab emak gue.
Satu ambil, yang itu ambil, ono diambil. Yups satu persatu yang dibutuhkan dan diambil serta dimasukan ke dalam ranjang belanjaan. Ketika sudah semua ada di dalam ranjang belanjaan, kita ngantri tuh di kasir. Panjang banget sumpah dah, sampe-sampe emak gue berkata "Penuh ya, lama amat sih kasirnya ngelayanin". Wkwk, padahal bukannya salah si kasir juga, emang saat itu belanjanya pada banyak-banyak beudh.
Selesai bayar, kita keluar tuh, ke tempat lain. Ke tempat buah untuk beli buah pisang, pir, jeruk jawa, pokoknya mah beli buah dah. Beli buah udah selesai, kita mampir ke tukang sayur yang ada disekitar sana. Emak gue beli wortel, jagung, baso, dan semuanya yang diperluin untuk buka puasa.
Engga terasa kita belanja, akhirnya kita bedua sampe juga dirumah tuh. Gue liat jam, ternyata udah jam 11.55 WIB. Yups, engga lama dirumah, adzan dzuhur berkumandang. Gue mandi dan langsung menunaikan ibadah sholat dzuhur.
Setelah sholat dzuhur, gue kembali rebahan dikamar, main hp, main sosmed, youtube, chattingan dan lain sebagainya.
Niat gue mau tidur siang tuh yak, eh udah gue coba meremin, kaga bisa juga gue untuk tidur siang. Yaudah, gue main game aja dah di hp. Rencana gue sih main game dihp, supaya mata lelah, lalu langsung tidur, eh ternyata malah makin melek, haha.
Engga terasa terlalu fokus chattingan, main game, buka sosmed, waktu sudah menunjukkan pukul 14.45 WIB. Seperti biasa untuk jam segitu emak gue selalu keluar untuk beli bukaan puasa. Lalu kenapa gak gue anter ? Yups tepat, sesuai cerita gue yang pertama, karena beli bukaan puasanya hanya ditetangga gue, jadi emak gue bisa jalan kaki sendiri.
Sambil nunggu emak gue balik dari beli bukaan, adzan ashar mulai berkumandang. Yasudah gue dirikan sholat ashar terlebih dahulu. Saat gue masih sholat, gue denger ternyata emak gue udah pulang dari luar. Selesai sholat, gue hampiri ke emak gue. "Dapet Mah?" tanya gue ke emak gue. "Dapet dongs, hehe. Lebih banyak lagi karena kebagian bihunnya" jawab emak gue sambil ketawa.
Kenapa begitu ? Karena puasa pertama kita keabisan tuh bihunnya, yaudah karena mamah gak mau terulang lagi kejadian pertama, mamah pesen tuh bihunnya, supaya tidak kehabisan lagi.
Setelah itu gue kembali ke kamar gue untuk merapihkan kasur gue yang berantakan. Ya bisa lu bayangkan, gimana jadi anak laki-laki. Gue beresin satu persatu, spreinya gue pasang lagi yang bener, supaya rapih semuanya. Selesai merapihkan tempat tidur, gue kecapean tuh, akhirnya gue rabahan dah. "Yaampun, capek juga ya beresin gini aja" ucap gue dalem hati. Tidak terasa, waktu cepat berlalu. Setelah cukup beristirahat dari lelahnya bekerja gitu doang, gue liat jam ternyata sudah pukul 16.50 WIB.
Gak lama, gue bersiap untuk mandi sore. Gue mandi tuh, Subhannallah sueger beudh kata gue yak, haha. Gue mandi duluan, karena adek gue lagi ngerjain tugasnya dan emak gue masih ada kerjaan rumah yang belum selesai. Selesai mandi gue handukkan lalu pakai baju, dan siap untuk menyambut buka puasa hari kedua. Sambil menonton tv, gue denger sepertinya adek gue lagi mandi, dan engga lama adek gue selesai mandi, emak gue mandi sepertinya.
Engga terasa nonton tv, jam sudah menujukkan pukul 17.30 WIB. Yasudah gue siap-siap untuk menyiapkan menu buka puasa. Gue bantu bikin es teh manis, hancurin es batu. Maklum lah, kulkas gue masih yang biasa, yang belum ada tempat es batunya, jadi kalau mau pake es batu, ya gue getok sendiri, haha.
Siap sana, siap sini, bantu itu, bantu ini, waktu sudah menunjukkan pukul 17.49 WIB. Akhirnya kita semua berkumpul diruang keluarga sekaligus ruang televisi, dan bersiap menunggu adzan maghrib berkumandang.
Sambil diam duduk, menonton televisi, yups pas pukul 17.51 WIB akhirnya adzan maghrib pun tiba, kita semua berbuka puasa dengan apa adanya. Sambil menikmati makan gue pun berkata "Makannya jangan banyak-banyak ya, batalin aja dulu, lalu sholat maghrib, nanti setelah sholat maghrib, baru deh dilanjut lagi makannya". "Nah iya tuh bener, dari pada kekenyangan nanti" sahut emak gue.
Kita nikmati buka puasa hari kedua, yups sesuai keinginan gue, gue makan apa adanya dulu. Ya pokoknya batalin puasa dan perut sudah terisi. Gue liat, adek gue masih nafsu beudh makannya, emak gue juga sepertinya capek, jadi makannya nyantai.
"Yuk sholat dulu yuk" ceplos gue lagi ke mereka. Eh ternyata lu pada tau ? Emak gue jawab gini, "Kayanya kamu duluan aja dah gpp, mamah masih makan nih, si haqi juga masih nafsu makannya, gpp kamu duluan aja" sahut emak gue. Hahaha, ternyata rencana kita untuk buka puasa sebatalnya, ternyata gagal, dan akhirnya gue menunaikan ibadah sholat maghrib sendiri tanpa jamaah, karena mereka semua masih menikmati buka puasa.
Setelah gue selesai sholat maghrib, gue bantu-bantu emak gue membereskan hasil dari buka puasa tadi, bantu cuci piring, bantu menyusun piring. Pokoknya dipuasa ke dua gue lebih agak rajin dah dari sebelum-sebelumnya.
Sambil gue menyuci piring, emak dan adek gue secara bergantian sholatnya. Selesai sholat emak gue kembali mempersiapkan untuk menu sahur esoknya.
Yups, duh duh duh.. Sebenernya gak sesuai ekspetasi gue nih, hari gini baru selesai ngetik diary puasa hari ke dua gue. Capek ya juga ya, dan harus memiliki niat dan tekad yang bulat, haha.
Oke, itu tadi cerita gue di hari kedua bulan Ramadhan 1441 Hijriah. Semoga bisa menikmati dan memanjakan para pembaca.
Seperti biasa, gue minta maaf jika ada kesalahan kata/huruf ataupun typo dan lain sebagainya. Karna gue juga manusia biasa, hehe.
Jangan lupa pantau blog gue ini, untuk mengikuti cerita selanjutnya. Thank you dan Terima kasih, haha.
Wassalamualaikum wr.wb.











