September, yang diharuskan menjadi bulan yang Ceria seperti promo-promo bisnis yang diberikan. Tapi itu tidak berlaku bagi gue, bagi gue September ini menjadi cerita yang cukup kelam dan tak terlupakan sepanjang hidup gue.
So, maka dari itu bagi gue ini bukan September, tapi Sadtember. Dimana, banyak kejadian yang tidak pernah datang dibulan-bulan sebelumnya.
Cerita ini berawal dari, ketika gue dan temen gue sedang menjalankan project konten di salah satu apartemen ternama di Kota Bekasi. Saat itu, kami terdiri dari tiga orang. Yang pertama, temen gue dari kecil, yang kita berdua kemana-mana selalu bersama, seorang laki-laki hebat yang diusianya saat itu, dia sudah belajar menjadi seorang kepala keluarga di keluarganya.
Sebut saja namanya Rifqi, dia ini bukan sekedar teman biasa. Mungkin karena keakraban kami dari kecil, rumah bertetangga, main bareng, nongkrong bareng, semua serba bareng, jadi bukan sekedar teman biasa. Lanjut, sedangkan temen gue yang satu lagi sebut saja namanya Suyu, seorang laki-laki yang gue baru kenal beberapa minggu ditempat kerja. Jadi, untuk Suyu ini gue belum mengetahui secara detail, seperti apa dan bagaimana orangnya. Cuma, kedekatan ditempat kerja sangat erat, membuat hubungan pertemanan singkat, bisa seperti sudah berteman sejak lama.
Okeh, kami bertiga sedang menjalankan project iklan yang memang kami akui, kami belum terlalu profesional. Dengan menyewa salah satu apartemen ternama di Kota Bekasi, kami mengundang satu orang wanita yang dia bersedia menjadi model project kami.
Sebut saja model itu namanya Devi, seorang perempuan cantik, manis dan mudah berdaptasi membuat kami mengajak dia untuk menjadi model project kami. Devi datang tidak sendiri, Devi datang dengan temannya yaitu sebut saja namanya Melmel. Sehingga, didalam kamar apartemen tersebut, kami berisikan total 5 orang.
Eits, tenang .. Kamar yang kami sewa yaitu kamar 2 kasur. Yang dalam artian, jika ada yang belum paham. Satu ruangan tersebut terdapat dua kasur atau bisa dikatakan dua kamar untuk tidur. Jadi, walau kami ada lima orang didalamnya, tempat untuk tidur laki-laki dan perempuan tetap terpisah.
Sebelum kita masuk ke alur selanjutnya, gue mau memperkenalkan diri dulu. Gue Bagus, seorang laki-laki biasa aja, cuma modal banyak omong, ganteng kaga tapi kepedean, ya pokoknya banyak minusnya. Tapi, dari sok pedenya gue, gue jadi banyak memiliki relasi yang cukup. Gue dan Rifqi memiliki sebuah akun sosial media yang bergerak dibidang informasi. Kami menjalankan sosmed berdua sejak tahun 2018. Terlihat lama bukan ? Sangking lamanya, perjalanan itu tidak mudah, suka duka kami rasakan dan nikmati secara bersama.
Kenapa bisa punya? Karena dari kegabutan kita berdua dulu ketika nongkrong, dan ternyata diwilayah ini belum ada akun informasi yang bisa dijangkau banyak orang, akhirnya kami berdua memutuskan untuk membuatlah akun sosial media tersebut. Merintis dari nol, jatuh bangun, bahkan sampai bagai jalan tak mengenal arah, kami tetap lalui bersama. Hingga tidak tersama, ditahun 2023 sosial media kami sudah memasuki tahun ke lima.
Dari rintisan bersama itu, kami sedikit demi sedikit mendapatkan pemasukan pasif dari sosial media tersebut. Dari iklan yang masuk, kerja sama pemerintahan atau instansi, sampai project pembuatan iklan ini yang akan gue ceritakan, semua percaya atas kinerja kami berdua.
Itu perkenalan singkat gue bersama Rifqi, mengapa kami bisa begitu dekat bagai adek kakak. Kembali lagi mengenai project iklan disalah satu apartemen Kota Bekasi.
Gue check in duluan dengan tiga orang temen gue, sedangkan model atas nama Devi baru bergabung jam lima sore. Karena kebutuhan konten harus dari malam hingga matahari terbit alias pagi. Jadi kami semua harus menghabiskan malam bersama di kamar apartemen tersebut. Take video satu persatu kami lakukan dengan lancar, bahkan malamnya, kami pun yang laki-laki bernyanyi bersama seperti orang karaoke yang tidak ada larangan. Kalau gue bayangkan, sungguh malam itu menjadi malam yang menyenangkan. Semua beban seakan rontok satu persatu dan lepas dari tubuh.
Take satu video, take dua, take tiga yang hingga akhirnya semua selesai kami kerjakan bersama. Walau jujur, dari pengambilan video iklan saat itu, sudah mulai terdapat ketidak sepakatan gue sama Rifqi mengenai konsep video. Tapi karena bagi gue itu hal yang biasa, jadi gue pun mengalah dan memahami konsep video dari Rifqi.
Tidak terasa hingga pagi menjelang siang pun tiba, kami semua mempersiapkan diri untuk check out dari apartemen tersebut. Ketika, kami semua mempersiapkan diri untuk check out, ada satu momen seperti difilm-film. Entah cinlok atau karena komunikasi yang seru, Devi bersama Rifqi saling berteman di instagram dan bahkan berteman di whatsapp. Bertukar nama instagram dan bertukar nomor whatsapp, membuat mereka berdua saling berteman untuk memudahkan komunikasi.
Dan sepertinya, memang gue akui terdapat beberapa rasa yang bagi gue aneh banget dirasakan. Tepatnya hati gue, ketika mereka saling berteman perlahan akrab, entah kenapa rasa ini muncul. Rasa cemburu dan sedikit kesal ketika mereka saling berkenalan dan bertukar nomor whatsapp. Kalaupun pengen liat hasil videonya, kan harusnya Devi model kami, bisa minta melalui gue, atau gue pun pasti menyimpan semua hasil pengambilan video di google drive, jadi Devi lebih gampang dan leluasa bebas milih langsung di google drive, cuma kenapa harus berkenalan dan bertukar nomor whatsapp langsung? Pokoknya, suasan hati saat mau pulang, sudah tidak terkendali.
Ketika semua sudah siap, dan waktu check out pun tiba, kami turun bersama ke basement untuk pulang dan ambil kendaraan yang terparkir diarea basemen. Kami pulang dengan sepeda motor masing-masing. Gue boncengan sama Suyu, Rifqi sendiri dan Devi bareng sama temannya yang bernama Melmel. Saat diparkiran, kami membiarkan mereka (Devi dan Melmel) keluar parkir atau dikatakan pulang dahulu. Kami bertiga tetap bertahan diparkiran untuk menghabiskan satu batang rokok terlebih dahulu.
Ketika Devi dan Melmel mau keluar dari tempat parkir, gue berpikir apakah dia ada uang untuk bayar parkir? Alhasil gue memastikan dan samperin ke motor mereka. Disana gue berikan sejumlah uang untuk parkir sambil bersenda gurau membahas Rifqi. "Thankyou ya, uangnya gue transfer menyusul, ini uang parkirnya" itu yang gue katakan ke mereka berdua. Lalu gue sambung lagi, "Tuh kan, tim gue mah seru semua. Bahkan lu bisa kenalan sama Rifqi" ceplos gue ke Devi walau hati seakan menolak. "Gak ah, dia kan udah punya cewek" jawab Devi saat itu sambil keatawa. Sepertinya memang hati gue lagi kacau, gue membalasnya lagi dengan sindiran, "Kalau belum punya, mau kan tapi?" tanya gue sambil ketawa. Dia pun hanya membalas senyum.
So, seakan mendukung hubungan mereka, gue mengatakan "udah kalian berdua cocok deh, bisa sama sama jadi pengobat hati. Dia disakiti terus sama ceweknya, dan elu sebaliknya" ceplos gue lagi ke Devi. Lagi dan lagi dia hanya menjawab singkat sambil tersenyum "ah engga mas" tutupnya. Dan mereka berduapun pamit keluar duluan dari parkiran.
Bersambung ...