This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 09 September 2023

Sadtember Not September

September, yang diharuskan menjadi bulan yang Ceria seperti promo-promo bisnis yang diberikan. Tapi itu tidak berlaku bagi gue, bagi gue September ini menjadi cerita yang cukup kelam dan tak terlupakan sepanjang hidup gue.

So, maka dari itu bagi gue ini bukan September, tapi Sadtember. Dimana, banyak kejadian yang tidak pernah datang dibulan-bulan sebelumnya.

Cerita ini berawal dari, ketika gue dan temen gue sedang menjalankan project konten di salah satu apartemen ternama di Kota Bekasi. Saat itu, kami terdiri dari tiga orang. Yang pertama, temen gue dari kecil, yang kita berdua kemana-mana selalu bersama, seorang laki-laki hebat yang diusianya saat itu, dia sudah belajar menjadi seorang kepala keluarga di keluarganya.

Sebut saja namanya Rifqi, dia ini bukan sekedar teman biasa. Mungkin karena keakraban kami dari kecil, rumah bertetangga, main bareng, nongkrong bareng, semua serba bareng, jadi bukan sekedar teman biasa. Lanjut, sedangkan temen gue yang satu lagi sebut saja namanya Suyu, seorang laki-laki yang gue baru kenal beberapa minggu ditempat kerja. Jadi, untuk Suyu ini gue belum mengetahui secara detail, seperti apa dan bagaimana orangnya. Cuma, kedekatan ditempat kerja sangat erat, membuat hubungan pertemanan singkat, bisa seperti sudah berteman sejak lama.

Okeh, kami bertiga sedang menjalankan project iklan yang memang kami akui, kami belum terlalu profesional. Dengan menyewa salah satu apartemen ternama di Kota Bekasi, kami mengundang satu orang wanita yang dia bersedia menjadi model project kami.

Sebut saja model itu namanya Devi, seorang perempuan cantik, manis dan mudah berdaptasi membuat kami mengajak dia untuk menjadi model project kami. Devi datang tidak sendiri, Devi datang dengan temannya yaitu sebut saja namanya Melmel. Sehingga, didalam kamar apartemen tersebut, kami berisikan total 5 orang.

Eits, tenang .. Kamar yang kami sewa yaitu kamar 2 kasur. Yang dalam artian, jika ada yang belum paham. Satu ruangan tersebut terdapat dua kasur atau bisa dikatakan dua kamar untuk tidur. Jadi, walau kami ada lima orang didalamnya, tempat untuk tidur laki-laki dan perempuan tetap terpisah.

Sebelum kita masuk ke alur selanjutnya, gue mau memperkenalkan diri dulu. Gue Bagus, seorang laki-laki biasa aja, cuma modal banyak omong, ganteng kaga tapi kepedean, ya pokoknya banyak minusnya. Tapi, dari sok pedenya gue, gue jadi banyak memiliki relasi yang cukup. Gue dan Rifqi memiliki sebuah akun sosial media yang bergerak dibidang informasi. Kami menjalankan sosmed berdua sejak tahun 2018. Terlihat lama bukan ? Sangking lamanya, perjalanan itu tidak mudah, suka duka kami rasakan dan nikmati secara bersama.

Kenapa bisa punya? Karena dari kegabutan kita berdua dulu ketika nongkrong, dan ternyata diwilayah ini belum ada akun informasi yang bisa dijangkau banyak orang, akhirnya kami berdua memutuskan untuk membuatlah akun sosial media tersebut. Merintis dari nol, jatuh bangun, bahkan sampai bagai jalan tak mengenal arah, kami tetap lalui bersama. Hingga tidak tersama, ditahun 2023 sosial media kami sudah memasuki tahun ke lima.

Dari rintisan bersama itu, kami sedikit demi sedikit mendapatkan pemasukan pasif dari sosial media tersebut. Dari iklan yang masuk, kerja sama pemerintahan atau instansi, sampai project pembuatan iklan ini yang akan gue ceritakan, semua percaya atas kinerja kami berdua.

Itu perkenalan singkat gue bersama Rifqi, mengapa kami bisa begitu dekat bagai adek kakak. Kembali lagi mengenai project iklan disalah satu apartemen Kota Bekasi.

Gue check in duluan dengan tiga orang temen gue, sedangkan model atas nama Devi baru bergabung jam lima sore. Karena kebutuhan konten harus dari malam hingga matahari terbit alias pagi. Jadi kami semua harus menghabiskan malam bersama di kamar apartemen tersebut. Take video satu persatu kami lakukan dengan lancar, bahkan malamnya, kami pun yang laki-laki bernyanyi bersama seperti orang karaoke yang tidak ada larangan. Kalau gue bayangkan, sungguh malam itu menjadi malam yang menyenangkan. Semua beban seakan rontok satu persatu dan lepas dari tubuh.

Take satu video, take dua, take tiga yang hingga akhirnya semua selesai kami kerjakan bersama. Walau jujur, dari pengambilan video iklan saat itu, sudah mulai terdapat ketidak sepakatan gue sama Rifqi mengenai konsep video. Tapi karena bagi gue itu hal yang biasa, jadi gue pun mengalah dan memahami konsep video dari Rifqi.

Tidak terasa hingga pagi menjelang siang pun tiba, kami semua mempersiapkan diri untuk check out dari apartemen tersebut. Ketika, kami semua mempersiapkan diri untuk check out, ada satu momen seperti difilm-film. Entah cinlok atau karena komunikasi yang seru, Devi bersama Rifqi saling berteman di instagram dan bahkan berteman di whatsapp. Bertukar nama instagram dan bertukar nomor whatsapp, membuat mereka berdua saling berteman untuk memudahkan komunikasi.

Dan sepertinya, memang gue akui terdapat beberapa rasa yang bagi gue aneh banget dirasakan. Tepatnya hati gue, ketika mereka saling berteman perlahan akrab, entah kenapa rasa ini muncul. Rasa cemburu dan sedikit kesal ketika mereka saling berkenalan dan bertukar nomor whatsapp. Kalaupun pengen liat hasil videonya, kan harusnya Devi model kami, bisa minta melalui gue, atau gue pun pasti menyimpan semua hasil pengambilan video di google drive, jadi Devi lebih gampang dan leluasa bebas milih langsung di google drive, cuma kenapa harus berkenalan dan bertukar nomor whatsapp langsung? Pokoknya, suasan hati saat mau pulang, sudah tidak terkendali.

Ketika semua sudah siap, dan waktu check out pun tiba, kami turun bersama ke basement untuk pulang dan ambil kendaraan yang terparkir diarea basemen. Kami pulang dengan sepeda motor masing-masing. Gue boncengan sama Suyu, Rifqi sendiri dan Devi bareng sama temannya yang bernama Melmel. Saat diparkiran, kami membiarkan mereka (Devi dan Melmel) keluar parkir atau dikatakan pulang dahulu. Kami bertiga tetap bertahan diparkiran untuk menghabiskan satu batang rokok terlebih dahulu.

Ketika Devi dan Melmel mau keluar dari tempat parkir, gue berpikir apakah dia ada uang untuk bayar parkir? Alhasil gue memastikan dan samperin ke motor mereka. Disana gue berikan sejumlah uang untuk parkir sambil bersenda gurau membahas Rifqi. "Thankyou ya, uangnya gue transfer menyusul, ini uang parkirnya" itu yang gue katakan ke mereka berdua. Lalu gue sambung lagi, "Tuh kan, tim gue mah seru semua. Bahkan lu bisa kenalan sama Rifqi" ceplos gue ke Devi walau hati seakan menolak. "Gak ah, dia kan udah punya cewek" jawab Devi saat itu sambil keatawa. Sepertinya memang hati gue lagi kacau, gue membalasnya lagi dengan sindiran, "Kalau belum punya, mau kan tapi?" tanya gue sambil ketawa. Dia pun hanya membalas senyum.

So, seakan mendukung hubungan mereka, gue mengatakan "udah kalian berdua cocok deh, bisa sama sama jadi pengobat hati. Dia disakiti terus sama ceweknya, dan elu sebaliknya" ceplos gue lagi ke Devi. Lagi dan lagi dia hanya menjawab singkat sambil tersenyum "ah engga mas" tutupnya. Dan mereka berduapun pamit keluar duluan dari parkiran.

Bersambung ...

Selasa, 02 Mei 2023

Cinta Ini Membunuhku (PART 1)

Pernah gak sih lu ngerasain yang namanya cinta tapi cuma bisa dipendem sendiri. Mau nembak, takut mati, eh maksudnya takut bertepuk sebelah tangan. Gak nembak, tapi penasaran.

Eh tapi, gue pastikan cewek ini sudah memiliki seorang cowok, intinya sih bukan tunangan apalagi suaminya, ya masih taken lah. Eh apa calonnya, bomat lah (bodoamat) gak tau gue.

Gue pernah, dan gue ngerasain ketika gue masih aktif bekerja disalah satu PT yang bergerak didunia pendidikan.

-

Gue Bagus, gue lahir ditahun 1997, ya masih bisa dikatakan generasi 90an lah ya.

Saat itu, posisi tahun 2021, yaps saat itu covid udah masuk dan melanda Indonesia. Dari awal covid gue abis kontrak dan sempat menganggur selama 1 tahun, pada akhir dibulan April 2021 gue dapet panggilan di salah satu PT yang gue apply melalui sosmed.

Saat itu, gue posisi lagi dirumah, karena pada waktu itu gue lagi memang gak ada aktifitas diluar. Gue dapet panggilan kerja via telepon.

"Selamat pagi, benar dengan sdr. Bagus Santoso, kami (nama HRD beserta perusahaan) memanggil saudara untuk ikut interview pada, blablabla .." begitu kurang lebih isi panggilan telepon yang gue dapat.

Dengan senang hati, gue menjawab dengan antusias, bahwasannya gue bersedia untuk mengikuti interview yang dijadwalkan.

"Selamat pagi, benar saya Bagus. Ouh baik siap, blablabla.." jawaban gue via telpon yang pada waktu itu gue lagi rebahan dikamar.

Pastinya gue lupa, seinget gue jadwal interview itu keesokan harinya kalau gak salah. Jadi pada saat itu gue mulai mempersiapkan diri untuk interview keesokan harinya.

Gue bangkit dari kasur, makan, mandi, mempersiapkan perlengkapan, hingga cukur rambut. Karena, ya waktu covid, rasanya wanti-wanti banget untuk keluar, bukan tipikal yang parno sih, cuma lebih kalau tidak ada keperluan yang urgent, ya gue mending dirumah.

-

Sebelumnya, selama gue dirumah, pas banget ketika covid dibulan Agustus 2020, bokap gue dipensiunkan lebih dini, diluar dari dugaan keluarga gue.

"Lah, bukannya usia pensiun bapak masih satu tahun lagi", tanya gue ke mamah yang saat itu lagi ada diruang tamu. Kenapa ke mamah ? Karena saat itu, bapak gue masih masuk hari terakhir sebagai bentuk perpisahan.

Asli, disitu gue kaget parah. Gak ada persiapan apa-apa. Belum punya usaha, gue belum ada pemasukan pasti. Beuh rasanya kacau dah.

"Gak tau, mamah juga bingung, mungkin karena covid juga lagi banyak pengurangan, jadi bapak dipensiunkan lebih awal kali", jawab mamah ke gue.

Singkat cerita, baru berjalan 7 hari pensiun bokap gue. Keseharian bokap gue, ngurus burung, taneman, dan lain-lain. Ya mungkin mencari aktifitas, karena bisanya kan aktifitas rutinan kerja, sekarang jadi dirumah, pasti ada rasa berbeda. Apalagi udah puluhan tahun aktif diperusahaan.

Selang beberapa hari selanutnya, dengan mengejutkan gue dan mamah gue. Bokap gue bawa pesenan yang dilihat sebagai bentuk gerobak kaki lima cappucino cincau.

"Apatuh Mah ?", tanya gue ke mamah gue. "Gak tau, bapak mau jualan kali tuh", jawab mamah gue juga masih dalam keadaan heran.

Setelah semua beres diturunkan dari mobil pickup, bapak gue bilang bahwa kita bakal jualan cappucino cincau didepan gang.

"Nih buat ngisi waktu, dari pada diem aja", singkat bapak gue ke gue dan mamah gue.

Yaudah lah dari situ kita siap-siap, bersihin ini, belajar ini belajar itu. Ya belajar barista kecil lah .. Haha

Jadi, selama covid dan nganggur, gue bantu keluarga jualan cappucino cincau yang buka didepan gang rumah gue.

-

Balik kepersiapan panggilan kerja, gue ketukang cukur untuk mencukur rambut gue yang udah gondrong (bagi gue) serta brewok yang tumbuh lebat di kumis, dagu, dan didekat telinga.

"Bang rapihin ya", ucap gue ketukang cukur. "Sekalian brewok, kumis, jenggot bersihin semuanya ya bang" tambah gue ke abang cukur.

Setelah cukur sana sini, akhirnya selesai, pas gue ngaca.

"Beuhh cocok udah ini mah", ucap gue dalem hati ketika ngeliat hasil cukuran yang sesuai keinginan gue.

Gue terbiasa nyukur rapih dalam artian, atas poni agak panjang / tebel, samping kanan kiri maupun belakang selalu cukur hingga tipis. Ya mungkin bisa dikatakan cukuran abri atau cepak. Tapi gue mah bilangnya, cukuran rapih. Hahaa ..

Gue bayar, lalu langsung cabut pulang kerumah.

Sesampai nya dirumah, gue coba memastikan kembali, persiapan apa yang kurang. Setelah gue teliti, semua persiapan udah gue siapin. Karena memang waktu nganggur, semua administrasi seperti CV, surat lamaran, maupun sertifikat lainnya udah gue siapin. Jadi ketika ada panggilan kerja, gue tinggal merapihkan saja.

Keeskoan harinya ....


To be continue .....