Selasa, 02 Mei 2023

Cinta Ini Membunuhku (PART 1)

Pernah gak sih lu ngerasain yang namanya cinta tapi cuma bisa dipendem sendiri. Mau nembak, takut mati, eh maksudnya takut bertepuk sebelah tangan. Gak nembak, tapi penasaran.

Eh tapi, gue pastikan cewek ini sudah memiliki seorang cowok, intinya sih bukan tunangan apalagi suaminya, ya masih taken lah. Eh apa calonnya, bomat lah (bodoamat) gak tau gue.

Gue pernah, dan gue ngerasain ketika gue masih aktif bekerja disalah satu PT yang bergerak didunia pendidikan.

-

Gue Bagus, gue lahir ditahun 1997, ya masih bisa dikatakan generasi 90an lah ya.

Saat itu, posisi tahun 2021, yaps saat itu covid udah masuk dan melanda Indonesia. Dari awal covid gue abis kontrak dan sempat menganggur selama 1 tahun, pada akhir dibulan April 2021 gue dapet panggilan di salah satu PT yang gue apply melalui sosmed.

Saat itu, gue posisi lagi dirumah, karena pada waktu itu gue lagi memang gak ada aktifitas diluar. Gue dapet panggilan kerja via telepon.

"Selamat pagi, benar dengan sdr. Bagus Santoso, kami (nama HRD beserta perusahaan) memanggil saudara untuk ikut interview pada, blablabla .." begitu kurang lebih isi panggilan telepon yang gue dapat.

Dengan senang hati, gue menjawab dengan antusias, bahwasannya gue bersedia untuk mengikuti interview yang dijadwalkan.

"Selamat pagi, benar saya Bagus. Ouh baik siap, blablabla.." jawaban gue via telpon yang pada waktu itu gue lagi rebahan dikamar.

Pastinya gue lupa, seinget gue jadwal interview itu keesokan harinya kalau gak salah. Jadi pada saat itu gue mulai mempersiapkan diri untuk interview keesokan harinya.

Gue bangkit dari kasur, makan, mandi, mempersiapkan perlengkapan, hingga cukur rambut. Karena, ya waktu covid, rasanya wanti-wanti banget untuk keluar, bukan tipikal yang parno sih, cuma lebih kalau tidak ada keperluan yang urgent, ya gue mending dirumah.

-

Sebelumnya, selama gue dirumah, pas banget ketika covid dibulan Agustus 2020, bokap gue dipensiunkan lebih dini, diluar dari dugaan keluarga gue.

"Lah, bukannya usia pensiun bapak masih satu tahun lagi", tanya gue ke mamah yang saat itu lagi ada diruang tamu. Kenapa ke mamah ? Karena saat itu, bapak gue masih masuk hari terakhir sebagai bentuk perpisahan.

Asli, disitu gue kaget parah. Gak ada persiapan apa-apa. Belum punya usaha, gue belum ada pemasukan pasti. Beuh rasanya kacau dah.

"Gak tau, mamah juga bingung, mungkin karena covid juga lagi banyak pengurangan, jadi bapak dipensiunkan lebih awal kali", jawab mamah ke gue.

Singkat cerita, baru berjalan 7 hari pensiun bokap gue. Keseharian bokap gue, ngurus burung, taneman, dan lain-lain. Ya mungkin mencari aktifitas, karena bisanya kan aktifitas rutinan kerja, sekarang jadi dirumah, pasti ada rasa berbeda. Apalagi udah puluhan tahun aktif diperusahaan.

Selang beberapa hari selanutnya, dengan mengejutkan gue dan mamah gue. Bokap gue bawa pesenan yang dilihat sebagai bentuk gerobak kaki lima cappucino cincau.

"Apatuh Mah ?", tanya gue ke mamah gue. "Gak tau, bapak mau jualan kali tuh", jawab mamah gue juga masih dalam keadaan heran.

Setelah semua beres diturunkan dari mobil pickup, bapak gue bilang bahwa kita bakal jualan cappucino cincau didepan gang.

"Nih buat ngisi waktu, dari pada diem aja", singkat bapak gue ke gue dan mamah gue.

Yaudah lah dari situ kita siap-siap, bersihin ini, belajar ini belajar itu. Ya belajar barista kecil lah .. Haha

Jadi, selama covid dan nganggur, gue bantu keluarga jualan cappucino cincau yang buka didepan gang rumah gue.

-

Balik kepersiapan panggilan kerja, gue ketukang cukur untuk mencukur rambut gue yang udah gondrong (bagi gue) serta brewok yang tumbuh lebat di kumis, dagu, dan didekat telinga.

"Bang rapihin ya", ucap gue ketukang cukur. "Sekalian brewok, kumis, jenggot bersihin semuanya ya bang" tambah gue ke abang cukur.

Setelah cukur sana sini, akhirnya selesai, pas gue ngaca.

"Beuhh cocok udah ini mah", ucap gue dalem hati ketika ngeliat hasil cukuran yang sesuai keinginan gue.

Gue terbiasa nyukur rapih dalam artian, atas poni agak panjang / tebel, samping kanan kiri maupun belakang selalu cukur hingga tipis. Ya mungkin bisa dikatakan cukuran abri atau cepak. Tapi gue mah bilangnya, cukuran rapih. Hahaa ..

Gue bayar, lalu langsung cabut pulang kerumah.

Sesampai nya dirumah, gue coba memastikan kembali, persiapan apa yang kurang. Setelah gue teliti, semua persiapan udah gue siapin. Karena memang waktu nganggur, semua administrasi seperti CV, surat lamaran, maupun sertifikat lainnya udah gue siapin. Jadi ketika ada panggilan kerja, gue tinggal merapihkan saja.

Keeskoan harinya ....


To be continue .....

0 komentar:

Posting Komentar