Rabu, 05 Februari 2020

True Story "Hantu Tanpa Kaki"

DANGERS!!
DILARANG MEMBACA BLOG INI, JIKA KAMU TIDAK MEMILIKI HOBBY MEMBACA!! 

Satu cerita yang langsung dirasakan dan didapatkan.
By : Bagus Santoso

Malam itu, aku sedang bermain bersama teman-temanku di depan gang perumahanku. Aku berbincang dan berbicara dengan asiknya. Pada malam itu, ada 5 orang termasuk aku yang seperti biasa bermain dan berkumpul dimalam hari untuk sebatas berbincang-bincang ringan ataupun bisa juga sekalian ronda malam.

Tak terasa malam begitu cepat, waktu ternyata sudah menunjukkan pukul 22.30 WIB. Tapi kami semua masih asik berbincang-bincang ringan, ya walaupun ada satu dua orang temanku yang asik dengan smartphonenya.

Kami berkumpul didepan gang perumahanku, yang tepat didepan gang tersebut masih terdapat banyak pepohonan yang tinggi-tinngi. Hhhhmm bisa dibilang kebun/hutan kecil yang ada dilingkungan sini. Walau masih banyak yang percaya hal mitos mengatakan bahwa pepohonan ini sedikit menyeramnkan. Ada yang pernah bersaksi melihat wanita berpakaian putih dan rambut panjang terjungkai kebawah sampai menyentuh jalan. Ada yang mengatakan pula, pernah ada yang melihat sepasang mata merah diatas pohon tersebut. Masyarakat sini menyebut sosok mata merah tersebut adalah genderuwo.

Tapi kami semua santai mendengar mitos-mitos tersebut. Bahkan, kami semua membuat lelucon tentang penunggu makhluk halus di hutan kecil ini. Yang mengatakan, kalau mereka sudah mengenal kita, dan juga sebaliknya. Hhhhmm cukup aneh sih, tapi itu yang membuat kami sangat santai.

Waktu terus berputar dan tanpa terasa sudah menunjukkan jarum panjang di angka 1 dan jarum pendek di angka 12. Yups, ternyata sekarang sudah pukul 01.00 WIB tengah malam. Kami masih enjoy dan santai berbincang apa saja yang bisa menjadi bahan perbincangan. Dengan ditemani beberapa cangkir kopi hitam, kami lanjut tertawa bersama, jail bersama, bahkan iseng melihat-lihat pohon tersebut. Alasannya klasik sih, hanya penasaran aja gitu sama penunggu pohon tersebut.
Ditengah perbincangan ini, smartphone ku berbunyi dan memberikan notifikasi panggilan masuk. Ternyata kekasihku lah yang menghubungi ku tengah malam dengan alasan terbangun dari tidur nyenyaknya.

Aku mulai meninggalkan perbincangan bersama teman-temanku yang sedang duduk sambil menikmati kopi hitam dan berjalan cukup jauh untuk menghindari mereka menguping pembicaraanku. Aku angkat dan aku terima panggilan masuk tersebut, dan kami berbicara panjang lebar layaknya sepasang kekasih lainnya. Berbagi cerita tentang hari kemarin sampai menyanyikannya sebuah lagu, itulah isi perbincangan aku dan kekasihku.

Ditengah asiknya kami berbicara di telepon, aku masih mendengar suara tertawa teman-temanku dan ledekan temanku terhadap ku. Aku mendengar dengan jelas, mereka masih jail dan mengganggu pembicaraanku ini. Terkadang ada satu dua orang temanku yang datang kepadaku, untuk memberikan backsound suara yang aneh-aneh. Suara mendesah, suara teriak (ya memang tidak terlalu keras, tapi tetap menggangguku), sampai suara yang mengatakan “Ouy matiin dulu tuh rokok”. Semua dilakukan oleh teman-temanku sambil tertawa dengan bertujuan mengganggu kami.

Tidak lama, mereka berkumpul bersama lagi, dan duduk kembali ketempat semula. Dan aku sudah mulai tenang tanpa gangguan mereka yang menyebalkan. Aku kembali melanjutkan perbincanganku dengan kekasihku ini sambil aku melihat satu orang temanku yang sedang asik berdiri di dekat portal gang rumahku sambil menatapku dari kejauhan beserta melihat situasi malam lingkungan. Sebut saja namanya “Yoga”, dia asik berdiri melihatku dan situasi malam, bahkan pohon-pohon didekat gang rumah pun tak luput dari pandangan matanya. Aneh juga sih aku melihat temanku si Yoga ini. Yang lain sedang melanjutkan perbincangan ringan dengan kopi hitam, dia malah melihat-lihat tidak jelas begitu.

Lama sudah aku berbincang via telepon dengan kekasihku, pada akhirnya dia pun mengakhiri perbincangan dan menutup teleponnya dengan alasan ingin melanjutkan tidurnya kembali. Dan akupun juga menutup panggilan telepon tersebut yang langsung aku masukkan smartphoneku ke dalam kantung/saku celana jeansku yang panjang.

Setelah aku masukkan smartphoneku kedalam saku celanaku, aku masih melihat temanku Yoga ini berdiri seperti posisi tadi. Aku memutuskan untuk kembali bergabung dengan mereka untuk melanjutkan perbincangan bersama teman-teman dimalam hari. Aku mulai berjalan perlahan dengan pandangan mata tertuju ke temanku Yoga itu. Dalam perjalananku tersebut, pandangan mataku mulai mengalihkan ke pohon-pohon tersebut. Aku melihat keseluruh penjuru pohon, dari pohon satu kepohon lainnya.

Sambil berjalan, aku masih melihat pohon-pohon tersebut. Sampai suatu ketika aku sedikit terkejut dan bingung. Aku melihat sesosok makhluk yang sedang berjalan ditengah pohon-pohon yang rindang tersebut. Aku mulai memberhentikan langkah kaki ku untuk bisa fokus melihat, siapakah makhluk tersebut. Aku berhenti berjalan dan fokus terhadap makhluk itu, makhluk itu masih berjalan secara sangat amat perlahan dengan situasi hutan kecil yang gelap dan tidak ada pencahayaan sedikitpun. Aku berhenti dan aku mulai tersadar, bahwa ada sebuah senter kecil dengan sinar tembak cahaya yang panjang (seperti senter polisi) di dalam saku belakang celana jeansku. Aku ambil senter tersebut, dan aku tembakkan cahaya hijau lampu tersebut ke sosok itu. Aku tembakkan cahaya terus menerus, aku lihat setiap pergerakan dia, bahkan sesekali aku menembakkan cahaya tersebut dengan sebuah gerakan-gerakan senterku. Gerakan tangaku terhadap senter tersebut bermaksud untuk melihat secara detail dari kejauhan, apa yang sedang diperbuat makhluk itu dihutan tengah malam ini.

Aku yang masih menembaki cahaya lampu senter ke sosok tersebut, tanpa sengaja mataku melihat posisi temanku bernama Yoga ini masih berdiri dan ternyata, dia pun melihat apa yang sedang aku lihat melalui cahaya lampu senter. Aku lihat Yoga yang masih beberapa langkah kaki dari posisiku saat ini, dan ternyata Yoga pun membalas tatapan mataku dari kejauhan itu. Kami berdua memandang kosong yang sedang bertanya-tanya, “Siapakah makhluk itu?”, “apakah  dia adalah orang yang sedang berburu hewan terbang seperti burung, atau warga yang hanya sebatas melintasi, atau makhluk penghuni hutan tersebut ?”. Saat kami saling menatap, mataku tanpa sengaja juga melihat temanku yang lain, mereka mulai asik dengan samrtphonenya masing-masing.

Setelah itu, mataku kembali melihat situasi hutan tersebut. Dan ... Sosok itu hilang dari pencahayaan lampu senterku. Aku bingung, langsung aku gunakan lampu senterku dari kejauhan untuk mencari kemanakah sosok tersebut pergi. Tidak lama, ternyata makhluk tersebut muncul kembali ditempat yang sama. Aku kaget tak karuan, karena aku tadi kehilangan, sekarang terlihat kembali.

Kembali seperti tadi, aku menembaki cahaya lampu senterku yang berwarna hijau ke tubuh makhluk tersebut. Sampai akhirnya aku melihat dengan samar-samar bagian atas tubuh makhluk tersebut, seperti kepala, tangan, sampai bagian perutnya. Karena tidak adanya cahaya, aku melihat hanya menggunakan lampu senterku yang berwarna hijau, jadi aku hanya melihat samar hitam dan hijau dari lampu senterku. Tapi walaupun tidak ada cahaya yang terang, aku bisa melihat jelas. Bahwasannya makhluk tersebut mempunyai anggota tubuh bagian atas yang lengkap, terkecuali wajahnya, aku tidak dapat melihat wajahnya karena memang tidak adanya cahaya yang terang.

Makhluk yang terlihat itu ternyata bergerak seakan-akan melangkah maju kedepan. Tapi, aku melihat keanehan, kenapa makhluk itu melangkah sangat amat lambat dan bahkan melangkah mundur, aku bertanya dalam hati kecilku. Aku bingung dan bertanya kembali kepada diriku sendiri, sedang apa dia disana. Karena aku penasaran, dengan siapa yang disana itu dan apa yang dilakukan, aku terus menembaki cahaya lampu senter ku itu keatas dan kebawah. Bertujuan untuk melihat apakah seluruh anggota tubuhnya lengkap, atau tidak.

Dan ternyata benar, fokusku kembali  terlatih. Disaat aku menembaki cahaya lampu senterku keatas kebawah, aku tidak dapat melihat anggota tubuh bagian bawah makhluk tersebut. Aku bingung dan aku bertanya-tanya kepada diriku sendiri, koq bisa anggota tubuh bagian bawah makhluk tersebut tidak terlihat sama sekali. Yang aku lihat dari tembakan cahaya lampu senterku saat dibagian bawah anggota tubuh makhluk itu, cahaya lampu senter itu menembus sangat jauh, dan tidak berhenti dimakhluk tersebut. “Hhhhhmm apakah dia tidak mempunyai tubuh bagian bawah?” tanyaku sangat bingung. Aku masih penasaran, aku tembaki terus cahaya lampu senterku kearah makhluk tersebut. Dan benar saja, disaat aku terus menembaki cahaya lampu senterku, makhluk tersebut kembali melakukan pergerakan maju yang sangat amat perlahan.

Tapi, makhluk tersebut jalannya tidak seperti manusia. Dia bergerak maju kedepan seperti dan seakan-akan tidak memiliki kaki, alias dia maju kedepan seperti melayang. Aku semakin bingung dan terheran-heran. Apa itu efek karena tidak adanya cahaya? Atau itu beneran bukan manusia? Aku bingung dan sangat bingung. Kalaupun benar efek tidak adanya cahaya, tapi aku dapat melihat jelas anggota tubuh bagian atas makhluk tersebut, kenapa yang dibawah tidak? Aku terheran-heran, sambil beberapa kali aku melihat tempat temanku si Yoga berdiri. Tanpa ku sangka, dia juga melihatku dengan ekspresi wajah bingung. Aku bertanya dalam hatiku, "apakah Yoga melihatnya juga ?".

Saat aku melihat kearah Yoga, aku kembalikan posisi mataku untuk melihat kembali makhluk yang ada didalam kebun/hutan tersebut. Dan, ternyata makhluk itu sudah tidak ada. Aku lihat dengan cahaya lampu senterku, bahkan aku sampai mendekati perbatasan kebun tersebut, untuk mencari-cari kemana dia pergi. Apa yang terjadi, ternyata nihil. Makhluk itu sekarang sudah benar-benar hilang entah kemana.

Karena sudah tidak ada keanehan lagi, aku kembali melanjutkan perjalananku menuju teman-temanku yang sedang asik dengan smartphonenya. Sebelum aku gabung duduk dengan mereka semua, aku datang ke Yoga untuk menanyakan hal tadi. “Apakah kamu melihatnya?” Tanyaku. Diluar dugaan, dia menjawab “Iya”, temanku menjawab dengan ekspresi kebingungan dan tertawa kecil tanpa suara. Dia membuka pertanyaan kembali, “Tadi apa ya? Siapa ya? Ngapain ya?” tanya si Yoga terhadapku. Akupun hanya membalas dengan senyuman aneh dan wajah bingung.

Pada akhirnya aku dan Yoga tertawa-tawa kecil dan bingung dengan apa yang dilihat tadi. Aku dan Yoga pun kembali berkumpul dengan teman-teman yang lain.

“SIAPAKAH DIA? PEMBURU HEWAN? WARGA SEKITAR? ORANG LEWAT? HANTU? ATAU PERAMPOK/MALING?”

Itu semua masih menjadi pertanyaan besar dalam hidupku.


Yups, terima kasih guys yang sudah membaca cerita ini. Mohon maaf atas semua kekurangan dalam bentuk apapun. Dan jangan lupa, setelah membaca blog ini, tolong tinggalkan kenangan di kolom komentar ya!! Jangan kenangan mantan melulu yang terngiang-ngiang dihati.
Ditunggu komentarnya ya guys, komentar mengenai kritik dan saran, atau apapun itu.
Ditunggu loh ditunggu!! Komentar bar-bar juga dipersilahkan.

0 komentar:

Posting Komentar