Rabu, 22 April 2020

Semua Ada Di Diri Sendiri, Bukan Di Orang Lain

"Lu itu kepengen jadi apa sih ?" tanya gue. "..." dia diem aja tuh. "Lu mau jadi apa couy ?" gue tanya lagi. "..." diem lagi tuh dia. Gue coba dong sekali lagi, karena penasaran kan. "Elu mau jadi apa ? Jawablah, jangan diem-diem bae" kesel gue tuh, makanya sedikit ngegas. "Gue itu elu, elu itu gue. Jadi apa yang lu inginkan, gue akan membantu supaya perjalanan lu tetap baik-baik saja. Dan membuat pikiran lu tetap positif" diapun menjawab.
Kagetlah gua, karena gue merasa aneh aja dengan jawaban dia.

Akhirnya gue tanya lagi tuh "Emang lu siapa ? Segala sama-samain gue sama lu". "..." diem lagi tuh dia. Wah kesel gue dong, gue coba pertanyaan lain. "Kalau lu emang gue dan gue emang lu, coba jawab pertanyaan gue yang ini" kata gue ke dia. "..." diapun masih memberikan jawaban yang sama, yaitu hanya diam. "kalau lu emang gue dan sebaliknya, gue mau tau, kenapa cita-cita gue belum dapat terwujud sampai saat ini?" tanya gue. "Belum saatnya" diapun menjawab. "Wah bisa jawab juga nih orang, kirain gue cuma bisa jawab sekali." ketus gue ke dia. "Kenapa belum saatnya ? Gue lelah, gue capek, gue sudah frustasi. Di usia gua saat ini, gua belum bisa bermanfaat untuk orang tua. Bahkan masih sering menyusahkan." lanjut gue lagi.

"..." lagi dan lagi, dia hanya diam seribu bahasa. Kesel dong gue, iya gak sih ? Lu pun akan kesel ketika lu lagi butuh jawaban atas pertanyaan lu, tapi orang itu diam seribu bahasa. "Oke bro, kalau lu masih gak mau jawab tentang keinginan lu jadi apa, gak mau menjawab tentang cita-cita gue, dan gak mau ngasih tau lu itu siapa, gue lebih baik bunuh diri." emosi gue meningkat. "..." diapun tetap diam.

"Eh anjir, lu tuh gak ngerti jadi gue seperti apa, lu gak tau betapa beratnya kehidupan gue, dan lu gak ngerasain posisi gue saat ini." jawab gue lagi sambil nahan kesel. "Gue ngerti, gue ngerasain, gue tau. Karena gue ada disetiap nafas lu. Elu tuh gak butuh siapa-siapa. Karena gue akan tetap setia ada untuk elu. Gue akan tetap menjadi yang pertama membenarkan jalan lu ketika lu salah jalan. Dan gue akan menjadi pertama ketika lu membutuhkan tempat curhat. Dan gue akan menjadi yang pertama memotivasi elu ketika elu frustasi. Dan gue akan menjadi yang pertama saat menghalangi lu ketika ingin mengakhiri hidup." jawab dia dengan panjang.

Dan ternyata, gue sedang bertanya kepada diri gue sendiri. Gue sedang berdiskusi dengan isi hati gue.

Dan gue percaya, ketika sudah tidak ada siapa-siapa. Lu hanya membutuhkan diri lu sendiri untuk menyelesaikan masalah.

Coba bicarakan dengan diri sendiri sebelum mengambil tindakan. Apalagi harus mengakhiri hidup, karena itu tidak akan membuat masalah berakhir.

0 komentar:

Posting Komentar